Izinkan Aku Mencintai Kamu

00.08 Posted In Edit This 0 Comments »
Pusing banget seharian muter-muter Mal Taman Anggrek, hanya untuk mencari barang yang teristimewa. Seperti apa juga barang yang teristimewa, yang dimaksud Arya yach…? kenapa gak menyarankan yang simple, indah dan bermakna buat penerimanya. Itu juga udah lebih dari cukup kali. Udah bisa hidup di zaman yang sulit ini dan bisa keluar dari segala masalah di dalamnya aja udah Istimewa. Apalagi harus mencari barang yang teristimewa? pasti lebih sulit dari Ujian CPNS ( Calon Pegawai Negeri Sipil ). Tapi, kalo Ujiannya lewat belakang dan dipastikan aman sih, pasti gak sulit. Hehehe…., itu sih namanya gak jujur. Bagaimana mau jadi pelayan masyarakat, kalo mentalnya udah gak berkualitas?. Betul gak sih. Yach…jawab aja sendiri dalam hati.
Balik ke benda lagi nih…..Apakah barang yang teristimewa itu bagi pemberinya juga akan menjadi sangat istimewa buat si penerimanya? Belum tentu khan? cuma Tuhan dan penerimanya yang tau. Trus, gimana kalau si penerimanya hanya menganggap benda itu biasa aja? Waduhhh….bisa timbul rasa kecewa dech buat yang memberinya.
Mendingan sih…kasih yang biasa aja, yang umum, yang penting bermanfaat. Namanya juga dikasih, apapun itu…pasti yang menerima udah bahagia. Dari pada gak ada yang ngasih. Hahaha….gak lah. Biar bagaimanapun juga, gue emang harus kasih yang terbaik buat orang itu, dengan 1 syarat yach harus ikhlas. Maksudnya, ikhlas aja kalau ternyata…si penerima kurang sreg sama pemberian kita. Yach namanya juga usaha. Begitulah dialog perdebatan yang terjadi di batin Ayyu saat ini.
“ Mau kemana lagi kita, Yu?” Shayuri membuyarkan lamunan Ayyu.
“ Loe dah cape yach, Sha?” Ayyu merapikan rambutnya dengan kedua tangannya.
“ Nih…pake punya gue.” Shayuri menyodorkan karet rambut berwarna biru.
Ayyu menerimanya. Lalu rambutnya dikuncir satu. Lebih rapi dan enak dilihat.
“ Gitu dong...cakep dech.” Shayuri mengacungkan jempol kanannya.
Kebiasan lama Shayuri kalo di Facebook ( situs jaringan pertemanan, milik Mark Zuckerberg ), keseringan menyukai status, foto atau catatan orang lain. Tapi, baguslah…itu khan suatu bentuk tanda perhatian dan apresiasi pada orang lain.
Walaupun Shayuri jarang memberi comment, kadang memberi comment sih…tapi seperlunya saja dan sepantasnya saja. Hahaha…itulah Shasha, tipikal sobat gue yang emang apa adanya. The Simple Woman. Begitu Ayyu menjulukinya.
“ Kita ke lantai 3 yuk, Sha? Masih kuat gak…?” Ayyu merayu.
“ Tenang…gue masih kuat. Lagi pula masih jam 5 khan?” Shasha menyanggupi permintaan Ayyu untuk menuju ke lantai 3.
Di lantai 3, Ayyu langsung memilih barang yang disukainya. Setelah meminta pendapat Shasha, Ayyu segera membayar semua barang belanjaannya. Huft…lega rasanya! Bisa memilih dan membeli barang istimewa dalam waktu singkat. Kenapa tadi 2 jam hanya untuk menemukan ketidakcocokan terus yach?. Mungkin karena sudah dikejar waktu dan telah melewati pertimbangan-pertimbangan rasional, makanya apapun yang dipilih menjadi cepat dan tepat. Biasanya orang lebih mudah ambil keputusan kalo dalam keadaan tenang dan kepala dingin. Kalo tadi khan kebanyakan pilihan, jadinya gak tenang dan kepala pun jadi panas.
Ayyu dan Shasha meninggalkan Departemen Store ternama itu, lalu turun ke lantai 1 dengan eskalator. Liftnya telah penuh. Apalagi kalo hari minggu kayak begini. Banyak pasangan muda-mudi dan keluarga yang main dan bersantai di Mal yang terbilang cukup besar di kawasan Jakarta Barat itu.
Dengan wajah yang sumringah, Ayyu dan Shasha pulang naik taxi menuju rumah.Walaupun kaki terasa pegal dan mata udah lelah lihat barang-barang di mal, mereka berdua bahagia, bisa mendapatkan barang istimewa yang diinginkan Ayyu.
***************
“ Selamat Malam…Tante…! “ Arya memberikan salam ketika mama Ayyu membukakan pintu.
“ Malam…Arya..! gak masuk dulu?” Mama Ayyu memepersilakan Arya masuk.
“ Terima kasih, Tante…lain waktu aja…soalnya udah mau mulai acaranya.” Arya memberi penjelasan.
“ Tunggu sebentar yach..Tante panggil Ayyu dulu.” Mama Ayyu masuk ke dalam.
Lalu keluarlah Ayyu dari dalam dengan penampilan yang bikin Arya pangling dan tidak bisa bicara apa-apa. Ayyu dan Arya segera pamit sama Mama Ayyu meninggalkan rumah untuk menuju ke Kafe tempat temannya Arya menyelenggarakan acara.
Arya membukakan pintu untuk Ayyu. Ayyu duduk dengan manisnya sambil menenteng sebuah kado istimewa berwarna biru muda. Arya memperhatikan wajah Ayyu yang sangat manis malam itu. Dengan gaun berwarna putih, berleher oval, lengan pendek dan panjang gaun selutut kaki Ayyu, membungkus tubuh Ayyu dengan sempurna. Dengan riasan wajah yang sederhana dan tatanan rambut yang dibiarkan ikal dibawah, membuat penampilan Ayyu cantik dan anggun.
Mata Arya sesekali memandang wajah Ayyu. Ayyu cuma tersenyum kecil, melihat pujaan hatinya bertingkah aneh dan norak. Seperti baru lihat cewek cantik saja.
“ Cantik banged kamu malam ini…sayank.” Sambil menyetir, Arya membuka percakapan.
“ Makasih…tak ada uang kecil.” Ayyu menjawab sambil mencubit lengan Arya.
“ Kenapa gak dari dulu, aku pacarin kamu yach..?” Tangan kiri Arya mencubit pipi Ayyu gemas. Ayyu mengaduh kecil.
“ Kamunya aja yang penakut, banyakan mikir sih. Gak tau ada cewek manis kayak aku yang lagi menanti Pangeran Baik Hati, hahahha….” Ayyu tertawa kecil.
Arya kaget mendengar jawaban kekasihnya. Ternyata Ayyu udah terlihat sifat gokilnya. Udah gak pemalu lagi. Udah bisa menandingi Arya yang gokil dan romantis abis.
“ Kenapa kamu bisa suka sama aku juga, Sayank…?” Arya mencoba mencari tahu.Maklum, mereka udah jadian 1 bulan. Tapi Arya belum tau kenapa Ayyu begitu cepat menyukainya.
“ Karena kamu mempunyai cinta yang besar untuk aku.” Ayyu mengedipkan sebelah matanya. Dan tertawa. Arya juga ikut tertawa. Ahh…Ayyu, gak ada jawaban lain apa yach. Pede banget cewek manis ini. Malah bikin Arya makin cinta.
“ Yakin banget aku mempunyai cinta yang besar untuk kamu, Sayank…?” Arya balik bertanya.
“ Yach..keliatan lah…tuch dari tatapan mata kamu, yang teramat dalam kalo lagi mandangin aku, hahhaha….ngaku dech….!” Ayyu tertawa lagi. Giliran Arya sekarang yang dibuat merah merona wajahnya oleh Ayyu.
Benar juga yang dikatakan Ayyu, dia tidak salah menilai. Arya memang sangat mencintai Ayyu. Apapun akan dilakukan Arya demi mendapatkan hati sang gadis manis itu.
Mereka sudah tiba di tempat yang dituju. Kafe Mpok Siti, di bilangan Jakarta Selatan. Tempatnya sangat strategis, didepan Kampus Tercinta, yang udah terkenal itu. Di tempat parkir, sudah banyak mobil, motor bahkan ada satu bis yang memarkir kendaraannya di sana. Dari sebuah Panti Asuhan Yatim Piatu. Begitu banyak anak-anak kecil berusia 7 s/d 12 tahun yang berlarian di tempat parkir untuk memasuki ruangan Kafe yang didesain Unik, namun tetap dengan gaya modern.
Arya memarkir mobilnya. Dan mengajak Ayyu masuk ke dalam Kafe. Di dalam Kafe sudah banyak tamu yang datang. Arya mengenalkan Ayyu pada Rha, sepupu Arya yang sedang berulang tahun hari itu. Rha, menerima ucapan selamat dari Arya dan Ayyu. Dan memberikan kado Ayyu pada Rha. Mudah-mudahan Rha suka dengan kado Ayyu, Tas cantik untuk kerja. Arya yang memberikan uangnya pada Ayyu dan menyuruh Ayyu membelikan barang apa saja, yang penting bagus dan bermanfaat buat Rha.
Acara dimulai. Sampai akhirnya pada acara bebas. Menyantap hidangan sepuasnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, Arya dan Ayyu segera pamit pulang pada Rha, Ghis, Nie dan Mel, sahabat-sahabat Rha sekaligus pemilik Kafe tersebut. Mereka berempat mendirikan Kafe itu sejak masih duduk di bangku kuliah. Setelah lulus menjadi Sarjana. Mereka bersama-sama mengelola Kafe itu dengan perjuangan yang sangat gigih. Hingga menjadikan Kafe itu menjadi besar dan dikenal masyarakat dari segala penjuru. Arya mengantarkan pulang Ayyu ke rumah dengan perasaan bahagia. Akhirnya bisa juga mengenalkan gadis pujaannya pada sepupunya itu. Hampir setiap pulang kerja Arya mampir ke Kafe itu, walau hanya untuk Free Wifi-an atau untuk bercerita kepada Rha, tentang cewek gebetannya, yaitu Ayyu. Rha menjadi penasaran dengan cerita Arya, makanya diundanglah Ayyu untuk datang ke acara ulang tahunnya Rha.
***************
“ Yu..gimana kemarin malam…? Seru donk…?” Dudul merapikan tumpukan kertas di mejanya.
“ Seru banget, Dul. Yang datang di acaranya Rha, bukan hanya teman-teman, keluarga dan relasi, bro. Tapi, anak-anak Yatim Piatu juga diundang. Salut gue sama mereka berempat! Masih muda, jiwa sosialnya tinggi banget…pengen banget gue bisa ikutin jejak mereka, Dul. ” Sahut Ayyu.
“ Amien….,” Dudul mengambil tas kerjanya.
“ Kita hang out kemana sore ini, Dul? Erna, Shasha dan Rika udah nunggu di depan.” Ayyu menyangkilkan tasnya di bahu.
“ Loe mau ikut kita hang out? Gak jalan sama Arya?” Tanya Dudul gak yakin.
“ Jiahhh…masa jalan terus sama dia? Gue juga punya teman-teman, punya kehidupan, yang gak bisa dipisahkan karena gue pacaran sama dia, Dul” Ayyu berjalan mengikuti langkah Dudul memasuki lift menuju lantai basement. Tempat parkiran mobil.
“ Hmm…iyya juga sih. Tapi, kita lihat saja nanti.” Dudul menarik nafas panjang.
Erna, Shasha dan Rika sudah menanti di depan gedung. Dudul dan Ayyu langsung menyuruh mereka masuk ke dalam mobil. Berlima mereka menuju Pusat Perbelanjaan di daerah Senayan.
***************
“ Yu…ada kiriman bunga cantik lho buat kamu.” Dudul memberikan seikat bunga mawar putih untuk Ayyu. Ada kartu ucapan diikatkan di tangkainya. Berwarna putih juga.
Ayyu membuka kartu ucapannya dan membacakannya di depan Dudul.
“ Kekasihku yang manis…ciumlah harum bunga mawar ini dan rasakan wanginya sampai ke dalam jiwamu…dan ucapkanlah dalam hati bahwa kamu juga memiliki perasaan yang sama seperti aku, ingin makan siang bersama…karena aku Laperrr Sayank….!” Ayyu tertawa terbahak-bahak, dudul cuma nyengir. Emang sama gokilnya. Pantesan cocok. Begitu pikir Dudul.
“ Ikut yuk Dul…mau khan? makan siang bareng Arya.” Ayyu menarik kursi mendekat ke kursi Dudul.
“ Ya udahlah…loe makan aja berdua sana. Jangan dilewatkan kesempatan indah itu, Arya sayang banget sama loe. Jangan kecewakan dia…” Dudul berkata sambil menatap wajah Ayyu lekat. Entah kenapa, Dudul bersikap seperti itu. Belum pernah Ayyu ditatap seperti itu. Ayyu balik menatap wajah Dudul, sambil tersenyum. “ Gak ada kata-kata yang loe lewatkan untuk gue, Dul…?” Ayyu menonjok bahu Dudul.
“ Apa sih, Yu..? gak adalah.” Dudul menonjok lembut bahu Ayyu.
“ Tatapan mata loe tadi maksudnya apa? Masih mau bohong yach sama gue?” Ayyu kali ini serius.
“ Ahhh…biasa aja seh.” Dudul tetap berkelit.
“ Loe sahabat gue…gue gak mau kehilangan loe, kalo gue lagi bahagia, loe harus ikut juga merasakan kebahagiaan gue. Makan bareng yach sama gue, please….,” Ayyu merayu manja.
Mata Dudul berkaca-kaca mendengar permintaan Ayyu. Sahabatnya yang sudah dikenal 1 tahun, melakukan aktifitas bersama-sama. Baik di kantor maupun di luar kantor.
Ayyu yang rajin membawakan kue-kue buatannya sendiri ke rumah dudul, kalo lagi kumpul bareng dengan Erna, Shasha, dan Rika. Ayyu yang selalu menemaninya memancing ikan di tempat pemancingan dekat rumah. Ayyu yang selalu mengajaknya pergi Hang Out kalo Dudul lagi suntuk. Ayyu yang selalu mau kasih ide gila untuk pekerjaan Graphisnya, bila sudah kehabisan ide. Ayyu yang selalu mendukung kariernya dan rajin mengingatkan Dudul akan peningkatan kreativitas dan pengembangan diri. Lalu sekarang, kebahagiaan itu akan terenggut paksa dari hidup Dudul. Bila waktunya tiba…maka Dudul akan benar-benar kehilangan Ayyu. Kehilangan sahabat, sekaligus seseorang yang dikaguminya diam-diam.
“ Lain waktu aja yach Yu…oke? Ya udahlah…siap-siap sana, Arya mungkin udah nunggu loe di kantin.” Dudul segera menghentikan pertarungan di batinnya.
***************
“ Sayank…kenapa wajah kamu muram…? Gak manis kalo begitu.” Arya mencubit pipi Ayyu.
“ Gak apa-apa koq…emang lagi males ngomong.” Ayyu menatap wajah Arya. Ayyu tak berhenti memikirkan sikap Dudul yang tak seperti biasanya siang ini. Seperti ada gurat-gurat kesedihan yang terpancar dari nada bicara Dudul tadi. Entah apa.
Arya tersenyum. Lalu mengusap kepala Ayyu dan ditariknya kepala Ayyu perlahan. Hingga menjadi dekat. Lalu Arya mencium kening Ayyu lembut. Ayyu cuma diam. Sama sekali tidak menikmati sentuhan kelembutan yang diberikan Arya siang ini.
“ Oh yach Sayank…pagi-pagi tadi, aku menyampaikan berita bahagia sama Dudul. Dia senang banget sama ide aku.” Arya memegang tangan Ayyu erat.
“ Berita apa…?” Ayyu tersenyum. Paling-paling Arya cuma mau becandain Ayyu lagi. Begitu pikiran Ayyu.
“ Melamar kamu.” Spontan Arya menjawab. Ayyu tersentak. Serasa tercekik tenggorokannya mendengar ucapan Arya. Baru pacaran 1 bulan, udah mau melamar. Udah gokil apa nih orang. Kenal lebih dalam sifat gue juga belum. Udah langsung mau melamar aja. “ Haaaa….? Jangan becanda yach… Arya.” Ayyu mencubit pipi Arya keras sekali. Arya kesakitan. Tapi, Ayyu tidak mau melepaskan cubitannya.
“ Seriuslah Sayank…, Mama dan Papa udah aku kasih tau koq, mereka setuju. Lagipula kita terpaut 4 tahun khan usianya. Jadi yach cocoklah untuk segera menikah…., biar cepat punya banyak anak, karena masih muda, hahahha…...” Arya tertawa terbahak-bahak. Bahagia karena bisa membuat Ayyu bagai tersambar petir di siang hari. Kali ini dipegangnya tangan Ayyu, lalu dicium punggung telapak tangan gadis manis itu.
“ Aku Sayang sama kamu, dan ingin memiliki kamu…jadi isteri aku. Aku udah cocok sama kamu. Udah cukup aku mencari tau tentang kamu 1 tahun lamanya, sekarang udah saatnya aku menentukan pilihan hidup aku….” Arya begitu penuh kemantapan berbicara dengan Ayyu.
“ Besok aja jawabnya yach…kepala aku pening nih.” Ayyu bingung mau jawab apa. Berita bahagia itu tidak pernah diduganya. Apa Papa, Mama dan kakaknya Alisha setuju dengan rencana Arya ini? Entahlah. Lihat besok saja.
***************
Langit di luar sana sangat cerah. Secerah wajah Ayyu dan Arya yang sedang di landa kebahagiaan tiada terkira. Keluarga Ayyu dan Arya serta kedua orang tua mereka hadir di sana, di rumah Ayyu untuk melamar Ayyu menjadi Isteri Arya. Ayyu sendiri tidak pernah menduga akan secepat ini hubungan kasih asmaranya dengan Arya akan segera diresmikan oleh kedua orang tua Arya.
Semuanya terlalu cepat bagi Ayyu. Semuanya serba tiba-tiba. Semuanya penuh kejutan dengan Arya. Tapi itulah rezeki dari Tuhan. Yang kita tidak pernah tau dari arah mana datangnya. Kita hanya bisa mensyukuri apapun pemberian Tuhan, kita harus bisa ikhlas menerima apapun yang Tuhan berikan untuk kita. Bila memang Tuhan sudah menentukan jodoh yang baik untuk kita, maka kita harus menerimanya dengan rasa suka cita dan menjaganya sampai ajal memisahkan kita.
“ Bagaimana, Ayyu…? Mau khan menjadi isteri Arya 1 bulan ke depan…? Kita sudah menyiapkan semuanya. Ayyu dan keluarga tinggal menentukan Hari H nya saja, semua biaya Akad Nikah dan Resepsi akan kami berikan hari ini, bila pihak keluarga Ayyu menerima lamaran kami. Untuk Mas kawin dan hadiah pernikahan akan kami berikan 3 hari sebelum Hari H nya tiba…” Papa Arya angkat bicara. Dan semua keluarga Ayyu dan Arya yang hadir, mendengarkan dengan seksama bait demi bait kalimat Papa Arya.
“ Ya…Om…Ayyu siap untuk menjadi isteri Arya.”
Dengan mantap Ayyu menjawab pertanyaan Papa Arya. Semua yang hadir di sana mengucapkan rasa syukur. Ahirnya mereka pulang tidak sia-sia, karena gadis manis pujaan hati anaknya mau menerima lamaran mereka.
Arya tersenyum bahagia. Cintanya telah bersambut. Gadis manis yang dikejarnya selama 1 tahun lalu, sebentar lagi akan menjadi miliknya yang sah. Terima Kasih Ya Tuhan….Engkaulah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

0 komentar: