Proses Pembuatan Batik

22.47 Posted In Edit This 0 Comments »
Secara umum proses pembuatan batik melalui 3 tahapan yaitu pewarnaan, pemberian malam(lilin) pada kain dan pelepasan lilin dari kain.
a. Pewarnaan
Berbicara tentang batik tidak pernah akan terlepas dari motif dan warna yang menjadi daya tarik utama dari batik itu sendiri. Ada beberapa jenis zat warna yang digunakan dalam proses pembuatan batik, antara lain naptol, zat warna asam, direk dan banyak lagi jenis-jenis zat warna lainnya. Kini pewarna alam kembali diminati dan berkembang dikalangan pembuat batik walaupun lebih rumit pembuatannya. Alasan utamanya adalah pewarna alam lebih ramah lingkungan dan otomatis hasil warnanya lebih natural..lebih sejuk dipandang mata.
Bahan utama yang digunakan untuk membuat pewarna alam ini dapat ditemukan di sekitar kita, bunga, kulit buah bahkan kulit kayu juga dapat dimanfaatkan. Cara pembuatannya pun cukup sederhana, kita hanya perlu mencuci material yang akan dipergunakan, lalu dipotong kecil-kecil dan direbus minimal 12 jam. Semakin lama kita merebusnya semakin bagus hasil pewarnaannya.
Untuk mendapatkan warna ungu kita dapat memakai kulit buah manggis, warna coklat, abu-abu, dan hitam dapat digunakan kulit rambutan, untuk warna kuning dan oranye kita dapat mencoba menggunakan kunyit. Dan pastinya masih banyak bahan-bahan lain yang dapat dipergunakan untuk dijadikan zat warna alam…mengapa tidak kita coba berkreasi dengan bahan-bahan disekitar kita..terutama bahan yang sudah tidak dapat kita pergunakan,lagi pula dapat kita gunakan menjadi alternatif daur ulang yang cukup menarik.
b.Pemberian Malam
Malam merupakan kata yang paling umum digunakan dalam pembuatan batik. Malam adalah lilin yang biasa digunakan dalam pembuatan batik untuk menutupi bagian pada kain sehingga dapat menahan masuknya bahan pewarna ke dalam kain.
Malam yang digunakan untuk membatik biasanya terbuat dari sarang lebah (Beeswax) murni yang telah diolah. lilin ini berwarna putih, dan berbau sangat khas. jika diaplikasikan pada kain cukup lentur dan tidak mudah retak atau pecah. Bahan pembuat malam lainnya adalah paraffin. Jika beeswax memiliki sifat yang lentur, maka sebaliknya paraffin sangat mudah retak, malam paraffin ini baik untuk membuat batik remukan.
Belakangan ini dikembangkan material baru untuk membuat malam, yaitu dengan menggunakan kedele (soy wax), yang pertama dikembangkan oleh Michael Richards pada tahun 1991. Soy wax lebih ekonomis dibanding beeswax karena materinya lebih mudah didapat. Tetapi sepertinya di Indonesia sendiri belum banyak digunakan.

Kain putih yang akan dibatik dapat diberi warna dasar sesuai selera kita atau tetap berwarna putih sebelum kemudian di beri malam. Proses pemberian malam ini dapat menggunakan proses batik tulis dengan canting tangan atau dengan proses cap. Pada bagian kain yang diberi malam maka proses pewarnaan pada batik tidak dapat masuk karena tertutup oleh malam (wax resist). Setelah diberi malam, batik dicelup dengan warna. Proses pewarnaan ini dapat dilakukan beberapa kali sesuai keinginan, berapa warna yang diinginkan.
Jika proses pewarnaan dan pemberian malam selesai maka malam dilunturkan dengan proses pemanasan. Batik yang telah jadi direbus hingga malam menjadi leleh dan terlepas dari air. Proses perebusan ini dilakukan dua kali, yang terakhir dengan larutan soda ash untuk mematikan warna yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan. Setelah perebusan selesai, batik direndam air dingin dan dijemur.

0 komentar: